Thursday 17 February 2011

Proses Keperawatan

Pengertian dan Tujuan
         Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan: pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evalusai (Iyer et al dalam Nursalam, 2001). Tahap tersebut berinteraksi terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam mendefinisikan suatu tindakan keperawatan.
         Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan dari klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
Yura dan Walsh (1983) menyatakan bahwa “ proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan, yang meliputi : mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaaannya berubah membuat suatu jumlah dan kualitas tindakan keperawatan terhadap kondisinya guna kembali ke keadaan yang normal. Jika keadaan kesehatan yang optimal tidak dapat tercapai, proses keperawatan harus dapat memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal berdasarkan keadaannya untuk mencapai derajat kehidupan yang lebih tinggi selama hidupnya”.



Karakteristik Proses Keperawatan
         Menurut Nursalam (2001), Proses keperawatan mempunyai 6 (enam) karakteristik sebagai berikut :
a)      Mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
b)      Menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir dan sistematik untuk mencapai suatu tujuan.
c)      Dinamik. Dilaksanakan secara berkesinambungan
d)     Interaktif. Dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
e)      Fleksibel. Dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun, spesialisasi yang berhubungan dengan individu, kelompok dan masyarakat. Mempunyai tahapan yang bisa digunakan secara berurutan dan dengan persetujuan kedua belah pihak.
f)    Setiap langkah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan bahwa asuhan keperawatan kepada klien menekankan pada 3 (tiga) aspek, yaitu humanistik (memandang dan memperlakukan klien sebagai manusia dan seutuhnya, holistic (intervensi harus dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia secara utuh) dan care (asuhan keperawatan yang diberikan harus berdasarkan pada standar praktik keperawatan dan etik keperawatan).

Implikasi Proses Keperawatan Terhadap Profesi
         Secara professional, proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan. Melalui 5 (lima) langkah, keperawatan secara terus-menerus mendefinisikan perannya kepada klien dan profesi kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keperawatn tidak hanya melaksanakan rencana seperti yang telah diresepkan dokter (Iyer et al dalam Nursalam, 2001).
         Praktik keperawatan mencakup standar praktik keperawatan. Standar tersebut diadopsi dan diterbitkan oleh American Nurse Association (ANA, 1973). Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar keperawatan tanpa melihat dimana ia bekerja dan spesialisasinya. Di Indonesia pelaksanaan standar praktik keperawatan juga telah diatur dalam peraturan pemerintah melalui undang-undang kesehatan di Indonesia (Depkes, 1992) dan akan diberlakukannya PERMENKES No.647/2000 yang mengatur tentang praktik keperawatan professional di Indonesia (Nursalam, 2001).

Implikasi Proses Keperawatan Terhadap Klien
         Penggunaan proses keperawatan sangat berguna bagi klien dan keluarga. Kegiatan ini mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan mereka ke dalam 5 (lima) langkah proses keperawatan. Klien menyediakan sumber untuk pengkajian, validasi diagnosa keperawatan dan menyediakan umpan balik untuk evaluasi.
         Perencanaan keperawatan yang tersusun dengan baik, akan memungkinkan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tersusun dengan baik, akan memungkinkan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara kontinyu, aman dan terciptanya lingkungan yang terapeutik. Keadaan tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan klien dan memungkinkan klien dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang ada (Nursalam, 2001).
         Menurut Lismidar (1990) dalam Mursal (2005), Penerapan proses keperawatan memberikan keuntungan bagi klien  yaitu :
a)      Klien dapat berpartisipasi dalam merawat dirinya sendiri
b)      Klien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
c)      Klien memperoleh kualitas perawatan yang baik.

Implikasi Proses Keperawatan
         Proses keperawatan akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan perkembangan professional. Peningkatan hubungan antara perawat dengan klien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan. Proses keperawatan memungkinkan suatu pengembangan dan kreatifitas dalam penjelasan masalah klien. Hal ini akan mencegah dalam pekerjaan yang rutinitas, kejenuhan perawat dan task oriented approach (Nursalam, 2001).
         Peran perawat selain melaksanakan asuhan keperawatan, salah satunya yaitu melakukan dokumentasi keperawatan yang merupakan bentuk pertanggungjawaban keperawatan. Proses keperawatan merupakan salah satu aspek dari dokumentasi asuhan keperawatan. Metode yang tepat untuk pengambilan keputusan sistematis, problem solving dan untuk kebutuhan riset keperawatan yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap proses keperawatan. Dalam hal ini, perawat memerlukan ketrampilan dalam mencatat proses keperawatan atau mendokumentasikan asuhan keperawatan (Nursalam, 2001).

No comments:

Post a Comment